Kamis, 07 Mei 2009

Mikroorganisme, Bakteri dan Virus Perkembangan Mikrobiologi

Sejarah perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya rahasia suatu dunia mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada tahun 1675.
Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan mengenai asalmula kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan tahun 1860an, ketika teori generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya dan prinsip biogenesis diterima, pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak lagi bersifat spekulatif semata-mata.

Perkembangan Teknik dan Cara Kerja di Laboratorium Mikrobiologi
Selama periode berikutnya antara tahun 1860 dan tahun 1900, banyak dilakukan penemuan dasar yang penting. Perkembangan teori nutfah panyakit dalam tahun1876, hal ini secara tiba-tiba menimbulkan minat terhadap prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan mencirikan mikroorganisme. Didalam periode ini ditemukan banyak mikroorganisme penyebab penyakit serta metode-metode untuk mencegah dan mendiagnosis serta mengobati
penyakit-penyakit tersebut. Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran membawa perombakan yang besar dan cepat di dalam praktik kedokteran.
Penelaah mikroorganisme di laboratorium dilakukan untuk berbagai tujuan. Misalnya untuk mengetahui identitas masing-masing mikroorganisme yang berbeda, atau proses biologi dasar yang dilakukan oleh mikroorganisme. Pada umumnya metode-metode yang tersedia bagi para mikrobiologiawan memungkinkan untuk pencirian mikroorganisme.

Aplikasi Mikrobiologi dalam Kehidupan Manusia
Mikroba memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena mikroba memberikan keuntungan sekaligus kerugian bagi manusia. Mikroba yang menguntungkan memungkinkan manusia untuk memanfaatkan jasa dan produknya sekaligus. Sementara itu mikroba yang merugikan dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, hewan ternak, bahkan manusia itu sendiri.
Untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh mikroba, maka manusia menerapkan berbagai teknologi untuk mengendalikan populasi mikroba itu. Pengendalian dilakukan secara kimiawi, fisikawi, mekanis dan sebagainya.

Protista Prokariotik
Keragaman bakteri sangat luas. Tidak seperti organisme lain yang mempunyai kisaran cirri morfologi, fisiologi, dan metabolik yang seluas dan menyamai bakteri. Sebagai contoh, riketsia adalah parasit intraselular, yang sepenuhnya bergantung pada sel inang untuk melakukan beberapa proses vital ataupun untuk memperoleh produk tertentu. Sebaliknya, bakteri genus Thiobacillus memperoleh energi dari oksidasi sulfur dan memperoleh karbon dari karbondioksida. Mikoplasma bentuk tubuhnya sederhana, dan bentuk terkecil tidak dapat dilihat jelas dengan mikroskop cahaya. Sebaliknya, Streptomicetes tumbuh menjadi filamen dengan panjang lebih dari 100 m

Protista Eukariotik
Algae adalah organisme eukariotik fotosintetik aerobik, yang mengandung klorofil a, klorofil lain, dan pigmen-pigmen fotosintetik lain. Pigmen-pigmen tersebut terletak di dalam kloroplas. Habitat algae di mana-mana, selama tersedia cahaya matahari, kelembagaan dan nutrien sederhana. Algae dapat uniselular atau multiselular dan dapat tertata dalam koloni filamen, atau bentuk-bentuk multiselular lainnya. Ada yang mikroskopik dan ada pula yang makrokospik.
Algae bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Pada setiap tipe reproduksi mereka menggunakan banyak cara. Beberapa algae mempunyai daur hidup yang rumit yang mencakup cara-cara aseksual maupun seksual.
Protozoa mempunyai keragaman yang luas dalam ukuran dan bentuk. Beberapa spesies bersifat polimorfik. Banyak di antara mereka dapat membentuk sista, dan sista itu penting di dalama penularan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh protozoa. Secara struktural protozoa lebih rumit dan biasanya lebih besar daripada protista prokariotik.
Reproduksi pada protozoa ialah melalui proses aseksual dan seksual, tergantung kepada spesies dan kondisi lingkungannya. Beberapa protozoa mempunyai daur hidup yang sangat rumit.
Protozoa memperoleh makanannya melalui banyak cara. Beberapa adalah fotosintetik, yang lain menyerap nutrient terlarut dan yang lain lagi menelan partikel-partikel makanan padat.
Berdasarkan cara pengerakannya terdapat empat kelompok utama protozoa. Kelompok-kelompok ini adalah amoeba, siliata, flagelata, dan sporozoa. Protozoa yang penting secara medis dijumpai di dalam ke empat kelompok tersebut.
Klasifikasi fungi didasarkan pada ciri-ciri morfologis, terutama struktur-struktur yang berkaitan dengan reproduksi, yaitu spora aseksual dan seksual serta tubuh buahnya. Namun demikian identifikasi khamir uniselular, seperti halnya bakteri, membutuhkan evaluasi terhadap banyak ciri fisiologis dan reaksi-reaksi biokimia terutama pada gula.
Ada empat kelas fungi : Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Kebanyakan fungi yang merupakan patogen bagi manusia dijumpai dalam kelas Deuteromycetes. Meskipun bukan merupakan kelompok taksonomi tunggal, kapang lendir (Mycomycetes) merupakan sekumpulan mikroorganisme renik yang mempunyai ciri-ciri serta daur hidup morfogenetik (berubah bentuk) seperti amoeba.

Isolasi Mikroba
Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya dilakukan dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu: metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang.
Biakan adalah medium yang mengandung organisme hidup. Medium itu menye-diakan zat makanan untuk pertumbuhan bakteri. Berbagai resep ramuan untuk membuat media telah dibuat untuk memungkinkan tumbuhnya jenis-jenis tertentu. Medium pilihan dan diferensial bermaafaat untuk memisahkan beberapa jenis.
Identifikasi jenis menggunakan semua sifat yang berkaitan dengan jenis. Hal ini mencakup morfologi, daya gerak, sifat biokimianya, kebutuhan akan oksigen, reaksi pewarnaan Gram, dan beberapa diantaranya sifat kekebalan.
Dalam pemeliharaan kultur terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sehingga tidak hanya mempertahankan sel agar tetap hidup, tetapi dapat juga memperta-hankan sifat-sifat genotip dan fenotipnya.
Terdapat 3 metode dalam pemeliharaan kultur, antara lain penyimpanan kultur dengan cara pengeringan; metabolisme terbatas; dan penyimpanan kultur dengan cara liofilisasi. Metode yang sering digunakan adalah pengeringan beku.

Pertumbuhan dan Multiplikasi
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi.
Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel yang hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan langsung sel secara mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu metode: pelat sebar, pelat tuang dan most-probable number (MPN). Sedang untuk menentukan jumlah total sel dapat menggunakan alat yang khusus yaitu bejana Petrof-Hausser atau hemositometer. Penentuan jumlah total sel juga dapat dilakukan dengan metode turbidimetri yang menentukan: Volume sel mampat, berat sel, besarnya sel atau koloni, dan satu atau lebih produk metabolit. Penentuan kuantitatif metabolit ini dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl.

Virus Bakterial
Bakteriofage (fage) adalah virus yang menginfeksi bakteri dan hanya dapat bereproduksi di dalam sel bakteri. Kemudahan relatif dalam penanganannya dan kesederhanaan infeksi fage bakteri membuatnya menjadi suatu sistem model bagi penelaahan patogenesitas virus maupun banyak masalah dasar di dalam biologi, termasuk biologi seluler dan molekular serta imunologi.
Fage pada hakekatnya terdiri dari sebuah inti asam nukleat yang terkemas di dalam selubung protein pelindung. Reproduksi virus bakterial yang virulen mencakup urutan umum sebagai berikut: adsorbsi partikel fage, penetrasi asam nukleat, replikasi asam nukleat virus, perakitan partikel-partikel fage baru, dan pembebasan partikel-partikel fage ini di dalam suatu ledakan bersamaan dengan terjadinya lisis sel inang. Fage-fage virulen telah digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri patogenik.

Virus Hewan dan Tumbuhan
Virus hewan dan virus tumbuhan adalah parasit intraseluler obligat yang sangat kecil. Setiap virion mempunyai sebuah inti pusat asam nukleat dikelilingi oleh kapsid. Secara morfologis, virus hewan dan virus tumbuhan dapat ikosashedral, helikal, bersampul atau kompleks.
Proses replikasi virus dimulai dengan melekatnya virion pada sel inang. Peristiwa ini disusul dengan penetrasi dan pelepasan selubung, biosintesis komponen-komponen virus dan perakitan serta pematangan virion. Proses ini diakhiri dengan pembebasan virus dari sel inang.

Dasar-dasar Klasifikasi
Penelaahan mengenai organisme untuk menetapkan suatu sistem klasifikasi yang mencerminkan dengan sebaik-baiknya semua persamaan dan perbedaannya dinamakan taksonomi. Kegiatan di dalam penyusunan taksonomi mikroorganisme adalah pengklasifikasian, penamaan dan pengidentifikasi yang kesemuanya disebut dengan sistematika mikroba.
Sistem klasifikasi biologi didasarkan pada hierarki taksonomi atau penamaan kelompok atau kategori yang menempatkan spesies pada satu ujung dunia dan di ujung dunia lainnya, dalam urutan: spesies - genus - famili ordo - kelas - filum atau divisi - dunia. Mikroorganisme, sebagaimana bentuk-bentuk kehidupan yang lain, diberi nama menurut nomenklatur sistem biner.
Klasifikasi bakteri menurut Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology pada umumnya diterima secara internasional. Manual ini direvisi secara berkala untuk memanfaatkan pengetahuan baru melalui penelitian dengan mikroorganisme dan melalui teknik-teknik baru untuk menganilisis data yang diperoleh. Bergey’s Manual edisi kedelapan yang sekarang ini, membagi semua bakteri menjadi 19 bagian (kelompok), dan masing-masing dicirikan oleh sifat-sifat morfologi atau metabolik yang nyata. Tekanan diberikan pada pengelompokan bakteri yang memiliki ciri-ciri umum dan mudah dikenali. Tidak ada usaha untuk mengatur penempatan mikroorganisme yang mencerminkan skema suatu perkembangan evolusi, sebagaimana dilakukan pada edisi-edisi sebelumnya. Alasannya ialah karena dalam banyak hal pengetahuan kita mengenai mikroorganisme belum lengkap.
Bakteri, sebagaimana tampak melalui uraian singkat mengenai 19 kelompok, memperlihatkan keragaman yang luas. Tidak ada organisme lain yang mempunyai kisaran ciri morfologi, fisiologi, dan metabolik yang seluas dan menyamai bakteri.

Enzim dan Metabolisme Bakteri
Klasifikasi enzim berlaku hanya untuk enzim-enzim tunggal, penamaan berdasarkan reaksi yang dikerjakan oleh enzim tersebut dan ditambah akhiran - ase.
Menurut Comission on Enzymes of the International Union of Biochemistry terdapat enam kelas utama Enzim yaitu:

1. Oksidoreduktase —> Reaksi transfer elektron (atau pemindahan atom hidrogen)
2. Transferase —> Transfer gugusan fungsional (mencakup fosfat, amino,metil, dsb)
3. Hidrolase —> Reaksi hidrolisis (penambahan molekul air untuk memecahkan ikatan kimiawi)
4. Liase —> Penambahan ikatan ganda pada molekul dan pengusiran non hidrolitik gugusan kimia
5. Isomerase —> Reaksi Isomerasi
6. Ligase —> Pembentukan ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP
Keadaan yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah:
1. Konsentrasi enzim.
2. Konsentrasi substrat.
3. pH dan
4. Suhu
Setiap enzim berfungsi optimal pada pH dan temperatur tertentu. Suhu yang sangat rendah dapat menghentikan aktivitas enzim tetapi tidak menghancurkannya. Aktivitas enzim diatur melalui 2 cara yaitu
1. Pengendalian katalisis secara langsung dan
2. Pengendalian genetik.
Metabolisme pada bakteri pada dasarnya seperti yang terjadi pada sel-sel organisme lain secara umum. Reaksi metabolisme terdiri atas dua proses yang berlawanan. Metabolisme pertama adalah sintesis protoplasma dan penggunaan energi disebut anabolisme. Metabolisme kedua yaitu suatu proses oksidasi substrat yang diikuti perolehan energi disebut katabolisme.

Zero Waste dan Domestikasi

Zero Waste
ialah tentang
pengurangan
pembuangan
sampah ke
lahan urug
dan sebanyak
mungkin
menghemat
energi dan
sumber alam
yang berharga
Zero Waste ialah
tentang pergeseran dari
masyarakat yang suka
membuang ke masyarakat
yang mengurangi konsumsi
dan berpendapat limbah
sebagai sumber yang
berharga.

Apakah Zero Waste itu?
Zero waste (bebas limbah)
tidaklah berarti sama sekali
tidak bersampah. Maksudnya,
menggunakan sampah kita
secara lebih produktif sehingga
menggunakan apa saja yang dapat
digunakan ulang dan tidak ada
yang terbuang.
Contoh yang baik dari Zero Waste
yang berlaku adalah alam. Dunia
alami tidak mengenal limbah.
Semuanya didaur ulang dan
digunakan ulang, terus menerus
demikian.

Domestikasi merupakan pengadopsian yang dilakukan manusia terhadap tumbuhan dan hewan dari alam liar ke dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan proses "penjinakan" yang dilakukan terhadap hewan liar. Perbedaannya, apabila penjinakan lebih pada individu, domestikasi melibatkan populasi, seperti seleksi, pemuliaan, serta perubahan perilaku/sifat dari organisme yang menjadi objeknya.
Domestikasi sebagai proses perkembangan organisme yang dikontrol manusia, oleh Evans (1996) dinyatakan mencakup perubahan genetik (tumbuhan) yang berlangsung sinambung semenjak dibudidayakan.  Dengan demikian, domestikasi berkaitan dengan seleksi dan manajemen oleh manusia, dan tidak hanya sekedar pemeliharaan saja.  Spesies eksotik – organisme yang dipindahkan dari habitat aslinya ke wadah budidaya, karakteristik genetiknya terubah dengan maksud tertentu, atau sebaliknya, melalui sembarang pikatan pemeliharaan, seleksi dan manajemen genetik (Pullin, 1994).  Dalam hal ini, mendomestikasi adalah menaturalisasikan biota ke kondisi manusia dengan segala kebutuhan dan kapasitasnya.
Menurut Zairin (2003), ada beberapa tingkatan yang dapat dicapai manusia dalam upaya penjinakan hewan ke dalam suatu sistem budidaya.  Tingkatan dimaksud, sebagaimana berlangsung pada ikan, adalah sebagai berikut.
1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidup ikan sudah dapat berlangsung dalam sistem budidaya.  Ikan asli Indonesia yang demikian dicontohkan oleh gurami (Osphroneus gouramy), tawes (Puntius javanicus), kerapu, bandeng, dan kakap putih.
2. Domestikasi hampir sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya, tapi keberhasilannya masih rendah.  Ikan asli Indonesia yang terjinakkan sedemikian dicontohkan oleh betutu, balashark, dan arowana.
3. Domestikasi belum sempurna, yaitu apabila baru sebagian daur hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya.  Contohnya antara lain : ikan Napoleon (Cheilinus undulatus), dan tuna.

DARAH

Pendahuluan
Darah terdiri dari sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (mengandung hemoglobin), sel darah putih (mengandung antibodi) dan keping-keping darah (mengandung zat pembeku darah). Sedangkan plasma darah terdiri dari air dan protein-protein darah. Tentunya semua komponen darah itu memiliki peranan masing-masing dalam sistem hemologi ini.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yaitu protein / pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin (Hb) merupakan persenyawaan dari Heme, dan protein, globin. Keistimewaan dari hemoglobin adalah dapat mengikat Oksigen dan Karbondioksida, serta memberi warna merah pada darah.
Penetapan kadar Hb dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan metode Hematin Asam dengan Hemometer Sahli, Metode Tallquist, dan Cyanomethemoglobin. Penetapan kadar hemoglobin ini digunakan untuk mendiagnosa anemia dan Mean Corpuscular Hemoglobin.
Selain sel darah merah dalam sel darah terdapat sel darah putih dan keping-keping darah. Sel darah putih dan keping-keping darah ini sangat berkaitan dalam proses pertahanan dan pembekuan darah.
Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Di tempat terjadinya pendarahan, gumpalan darah beku terbentuk, yang menyumbat dan menyembuhkan luka pada saatnya. Itulah yang disebut dengan pembekuan darah.
Hematokrit adalah fraksi darah merah yang dinyatakan dalam persen dari keseluruhan darah. Penentuan hematokrit merupakan cara yang teliti untuk diagnosa anemia. Prinsipnya menghitung volume sel-sel darah dalam darah.
Pada praktikum kali ini kita akan melakukan percobaan untuk menentukan kadar Hb, menentukan nilai hematokrit, menentukan waktu pendarahan dan pembekuan.

II. Prosedur Kerja

a. Alat dan Bahan
§ 1 set Hemometer Sahli
§ Standar Tallquist Adam
§ Vaccinostyle steril
§ Kapas
§ Alkohol
§ Aquadest
§ HCl N/10
§ Darah manusia
§ Mikro kapiler tanda merah dan tanda biru
§ Kristoseal
§ Centrifuge
§ Mikro Capillary Reader, skala hematokrit
§ Kertas isap atau kertas saring

b. Cara Kerja
1. Menentukan Kadar Hemoglobin
- Metode Hematin Asam dengan Hemometer Sahli
a. Bersihkan dan keringkan tabung hemometer
b. Isi tabung hemometer dengan HCl N/10 N sampai garis batas
c. Isap darah sampel dengan pipet hemometer sampai tanda garis 20 mm3
d. Tuangkan darah ke dalam tabung hemometer
e. Aduk darah dengan alat pengaduk (darah akan terlihat coklat tua). Hal ini menunjukan adanya hemolisis
f. Tambahkan Aquadest tetes demi tetes sambil diaduk terus sampai warna sampel sama dengan warna standar
g. Baca tinggi meniscus (permukaan) cairan dalam tabung (satuan Hb=Gr%)

- Metode Tallquist
a. Ambil sampel darah dengan pipet
b. Teteskan darah pada kertas isap yang disediakan, kemudian keringkan
c. Bandingkan bercak/tetesan dengan warna standar yang ada pada buku standar tallquist adam
d. Tentukan dan baca kadar Hb nya

2. Menentukan Waktu Pendarahan
a. Tusuklah ujung jari dengan vaccinostyle steril
b. Catatlah dengan tepat waktu saat darah pertama keluar
c. Isaplah tetesan darah dengan kertas isap sampai darah tidak keluar lagi
d. Catatlah waktunya, dengan menggunakan bantuan stopwatch

3. Menentukan Waktu Pembekuan
a. Tusuklah ujung jari dengan vaccinostyle steril, tetes darah yang keluar diisap ke dalam pipa mikro kapiler yang tidak berheparin (warna biru). Catatlah dengan tepat waktu saat darah masuk ke dalam kapiler
b. Genggamlah mikro kapiler dengan tangan selama 5 menit. Setelah itu patahkan sedikit demi sedikit kapiler tersebut setiap satu menit sampai terbentuk benang fibrin pada patahannya
c. Catatlah waktu pada saat terjadi benang fibrin. Waktu antara pengisapan darah ke dalam kapiler dan saat mulai terbentuk benang fibrin adalah waktu pembekuan








4. Menentukan Nilai Hematokrit
a. Masukkan darah ke dalam mikro kapiler hematokrit yang sudah mengandung anti kagulan (mikro kapiler warna merah). Tutuplah salah satu ujung kapiler dengan kristoseal
b. Kemudian kapiler yang sudah berisi darah tersebut disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit
c. Setelah dicentrifuge darah akan terpisah antara sel-sel darah dan plasmanya, bacalah volume sel-sel darah yang sudah terpisah dalam kapiler dengan alat pembaca mikro capillary reader yang disediakan
d. Hitunglah nilai hematokrit

Nilai Hematokrit = Vol. sel-sel darah x 100 %
Vol. darah



















III. Hasil Pengamatan

A. Penentuan Kadar Hemoglobin

§ Metode Hematin Asam dengan Hemometer Sahli
Dengan menggunakan alat bantu Hemometer Sahli kita dapat mengetahui konsentrasi Hb yang dimiliki oleh pasien tersebut adalah stabil pada ;
Konsentrasi Hb sebesar 56 %

§ Metode Tallquist
Ketika darah dihisap dengan kertas saring dan dibiarkan sampai darah tersebut mengering kemudian kami cocokan dengan warna darah yang telah terbukukan didalam buku metode Tallquist Adam ternyata kadar hemoglobin pasien ;
Konsentrasi Hb sebesar 60 %

B. Penentuan Waktu Pendarahan
Mulai dari darah mulai keluar sampai darah itu berhenti keluar dari luka
Waktu pendarahan 8,28 detik

C. Penentuan Waktu Pembekuan
Waktu pada saat sel-sel darah membentuk benang-benang fibrin dan waktu pembekuan dari sel-sel darah pasien
Waktu pembekuan 6 menit, 14 detik

D. Penentuan Nilai Hematokrit
Nilai Hematokrit sebesar 43 %




IV. Pembahasan

A. Penentuan Kadar Hemoglobin

Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.
Hemoglobin merupakan metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Untuk mengukur kadar hemoglobin dapat digunakan beberapa cara diantaranya dengan metode hematin asam dengan menggunakan hemometer sahli dan metode tallquist.

1. Metode Hematin Asam
Hemometer Sahli merupakan salah satu jenis alat yang dapat digunakan dalam proses penghitungan kadar hemoglobin yang terkandung di dalam sampel darah yang akan dihitung. Kadar hemoglobin yang terkandung dalam sampel darah yang diambil dari pasien ternyata memiliki kisaran rata-rata yang berbeda antara kadar hemoglobin yang terkandung pada pria dan wanita. Jika kadar hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah wanita berkisar antara 8-11 %/gram % akan tetapi kisaran kandungan yang terdapat pada darah yang dimiliki oleh pria berkisar antara 11-14 %/gram %.




2. Metode Tallquist Adam
Penentuan kadar hemoglobin di dalam darah dengan menggunakan metode Tallquist Adam sangatlah berbeda dengan metode yang digunakan dalam pengukuran hemoglobin yang menggunakan Hemometer Sahli, karena jika dalam pengukuran yang menggunakan metode Tallquist Adam harus memiliki buku ”Standar Tallquist Adam” yang digunakan untuk membandingkan dan membaca kadar darah yang terkandung dalam sampel darah yang diambil dari pasien. Metode Tallquist Adam sangatlah sederhana dalam proses pengerjaanya karena hanya menghisap sampel darah si pasien dengan kertas hisap lalu ditunggu sampai darah tersebut mengering, lalu dibandingkan hasilnya

B. Penentuan Waktu Pendarahan

Waktu pendarahan darah si pasien yang diukur masih termasuk kedalam kondisi yang normal. Waktu pendarahan tersebut dihitung pada saat darah pertama yang keluar dari pasien hingga darah tersebut tidak keluar kembali.

C. Penentuan Waktu Pembekuan

Waktu pembekuan merupakan waktu dimana darah tersebut keluar sampai terbentuknya benang-benang fibrin pada darah.
Proses pembekuan darah dilakukan oleh keping-keping darah (trombosit). Ketika terluka maka trombosit akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase (pengaktif protombin). Trombokinase mengubah protombin menjadi trombin dangan bantuan mineral calsium dan vitamin K. Selanjutnya , trombin merangsang fibrinogen membentuk benang fibrin. Benang fibrin menyebabkan darah membeku krn benang fibrin berbentuk sperti jaring yang menangkap dan menghalangi sel darah merah keluar dari pembuluh darah yang rusak.


D. Menentukan Nilai Hematokrit

Hematokrit sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen darah yang lain. Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil langsung pada vena yang terletak pada lengan.
Sel darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah yang dinamakan nilai hematokrit.
Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Nilai hematokrit sangatlah penting digunakan untuk mendiagnosa penyakit kekurangan darah (Anemia). Pengerjaan praktikum ini cukup lama dan agak rumit karena sebelum darah diukur nilai hematokritnya, darah tersebut haruslah dimasukkan kedalam mikro kapiler yang berwarna merah, karena mikro kapiler yang berwarna merah itu mengandung zat anti koagulan lalu setelah darah terisi kedalamnya maka ditutup salah satu ujungnya dengan kristoseal. Setelah semua itu selesai dilakukan maka mikro kapiler tersebut dimasukkan kedalam alat sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Kemudian diukur dengan alat pembaca mikrokapiler (Micro Capillery Reader) atau skala hematokrit.









V. Kesimpulan

Penetapan kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan metode Hematin Asam dengan Hemometer Sahli, Metode Tallquist Adam Method, dan Cyanomethemoglobin. Penetapan kadar hemoglobin ini digunakan untuk mendiagnosa anemia dan Mean Corpuscular Hemoglobin.
Hematokrit adalah fraksi darah merah yang dinyatakan dalam persen dari keseluruhan darah. Penentuan hematokrit merupakan cara yang teliti untuk diagnosa anemia. Prinsipnya menghitung volume sel-sel darah dalam darah. Hematokrit merupakan salah satu cara yang teliti dalam mendiagnosa Anemia.
Waktu pendarahan dalam sel dapat kita peroleh dengan cara menghitung waktu pada saat darah pertama yang keluar dari luka sampai darah terakhir yang keluar.
Waktu pembekuan darah merupakan waktu antara keluarnya darah pertama sampai terbentuknya benang-benang fibrin oleh darah tersebut.

cacing tanah dan serangga

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita telah mengenal berbagai hewan bertulang belakang (vertebrata) maupun hewan tak bertulang belakang (invertebrata) di lingkungan sekitar kita. Salah satunya adalah cacing tanah (Lumbricus terrestis) yang merupakan salah satu contoh dari hewan tak bertulang belakang yang mempunyai ciri yaitu tubuh lunak dan tak berangka yang memudahkannya hidup didalam tanah. Aktivitas cacing tanah ini membantu menggeburkan tanah dan sangat bermanfaat sekali dalam bidang pertanian.
Hewan tak bertulang belakang lainnya adalah lebah (Apis) yang termasuk Phylum Artrhopoda (serangga). Lebah pun banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia, dengan madu yang diproduksinya yang bermanfaat dalam bidang kesehatan, kini lebih banyak lebah yang dibudidaya oleh manusia.
Dengan berbagai perkembangan pengalaman yang ada, terkumpulah menjadi sebuah ilmu yang mempelajari karakteristik hewan-hewan tersebut, tentang bagaimana cara hidupnya sampai bagaimana cara bisa mengambil manfaat lainya. Untuk itu kedua hewan tersebut ditambah dengan beberapa serangga yang berhubungan dengan ternak yang dijadikan sebagai objek percobaan pada praktikum biologi ini.

1.2 Maksud dan Tujuan
a. Lumbricus terrestis (cacing tanah)
Menyebut karakteristik dari Lumbricus terrestis
Menunjukan Apparatus digestorius (saluran pencernaan) Lumbricus terrestis
Menunjukan Apparatus respiratorius (saluran pernafasan) Lumbricus terrestis
Menunjukan sistem sirkulasi (sistem peredaran darah) Lumbricus terrestis
Menunjukan sistem neuromuscular (sistem syaraf & otot) Lumbricus terrestis
Menunjukkan apparatus genitalis Lumbricus terrestis
b. Artrhopoda
Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis
Mengetahui serangga-serangga lain yang sering terkait dengan ternak (lalat, tungau, dan caplak)

1.3 Alat dan Bahan
Alat :
1. Pinset
2. Bak preparat
3. Plastik
Bahan :
Cacing tanah
Lebah
Beberapa serangga yang berhubungan dengan ternak
1.4 Cara Kerja
a. Lumbricus terrestis
1. Pelajari karakteristik cacing tanah
2. Lakukan pengamatan terhadap tingkah laku cacing
3. Diskusi
b. Arthropoda
1. Amati anatomi dan histologi dari serangga
2. Diskusi dengan asisten dosen
3. Buat laporan dalam lembar kerja

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Spesies : Lumbricus terrestis

Vermes (cacing)
Beberapa ahli menggolongkan bangsa cacing dalam satu phylum yaitu Vermes, berikut diuraikan tiga phylum yaitu :
I. Plathyhelminthes
II. Nemathelminthes
III. Annelida

I. Plathyhelminthes
Tanda-tanda :
Tubuhnya pipih seperti pita, lunak, simetris bilateral, serta tidak punya saluran darah
Kebanyakan hidup parasit pada organisme lain
Saluran pencernaan makanan hanya satu muara, hewan ini tidak punya anus
Alat ekskresi berupa sel-sel api, yang mempunyai saluran-saluran yang saling berhubungan
Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat dalan satu individu

Plathyhelminthes dibagi tiga kelas :
· Turbellaria (cacing getar)
· Termatoda (cacing isap)
· Cestoda (cacing pita )

II. Nemathelminthes
Tanda-tanda :
Tubuhnya silindris, simetris bilateral dan tidak bersegmen
Saluran pencernaan makanan seperti pipa lurus dari mulut sampai ke anus
Heteroseksual
Tidak ada alat peredaran darah ataupun alat pernapasan
Hidup di air laut, di air tawar atau di darat
Hidupnya ada yang bebas di alam atau hidup parasit pada hewan lain

Nemathelminthes dibagi menjadi tiga kelas :
· Cacing perut (Ascaris lumbricus)
· Cacing tambang
· Cacing kremi (Oxyrus vermicularis)

III. Annelida
Tanda-tanda :
Tubuhnya simetri bilateral, silindris dan bersegmen-segmen. Pada permukaan tubuh terdapat sederetan sekat-sekat
Saluran pencernaan makanan dengan mulut di bagian muka dan anus di bagian belakang. Bagian-bagian alat pencernaan lengkap
Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang berkembang dengan baik
Mempunyai peredaran darah tertutup, dalam darah mengandung hemoglobin
bernapas dengan kulit atau insang

Annelida dibagi menjadi empat kelas :
Polychaeta (cacing berambut banyak)
Eunice viridis (cacing wawo)
Lysidice cele (cacing palolo)
Olygochaeta (cacing berambut sedikit)

Lumbricus terrestis (cacing tanah)
Bentuk tubuh
Silindris memanjang, mulut terdapat pada segmen yang pertama sedangkan anus terdapat pada segmen terakhir. Untuk bergerak dapat dilakukan karena kondisi otot memanjang dan otot melingkar yang dimiliki cacing ini
Cacing tanah mempunyai saluran pencernaan makanan yang lengkap, serta peredaran darah yang sudah menggunakan pembuluh-pembuluh darah. Otot-otot tubuhnya terdiri dari otot memanjang dan otot melingkar tubuh
Sistem pencernaan makanan
Saluran pencernaan makanan terdiri atas :
Mulut pada segmen pertama
Pharynx
Kerongkongan
Crop (pelebaran dari kerongkongan)
Perut otot
Usus
Anus pada segmen terakhir
Sistem peredaran darah
Darah terdiri atas cairan plasma yang berisi sel darah putih (leukosit) serta hemoglobin
Sistem peredaran darahnya adalah tertutup, karena mengalir ke bagian-bagian tubuh melalui pembuluh darah. Darah dapat mengalir karena pekerjaan dari lima pasang jantung yang melingkar kerongkongan. Lima pasang jantung ini berhubungan dengan saluran darah punggung dan saluran darah perut. Darah dari jantung dipompa ke bagian-bagian tubuh. Darah kembali masuk ke jantung melalui saluran darah punggung.
Sistem respirasi
Respirasi dilakukan melalui difusi pada permukaan kulit
Perkembangbiakan
Cacing tanah termasuk hewan hermaphrodyt, namun demikian mereka melakukan perkawinan silang, dengan cara saling bertukar spermatozoid.
Peranan cacing tanah bagi kehidupan manusia
· Cacing tanah membantu proses pengubahan sampah-sampah menjadi senyawa organik yang berguna bagi tanaman.
· Lubang-lubang yang dibuat cacing tanah berguna untuk sirkulasi udara dan air tanah.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan
Serangga merupakan kelompok hewan yang sangat banyak memberikan keuntungan kepada manusia. Keuntungan itu diperoleh karena serangga :
Membantu penyerbukan ( Kupu-kupu)
Menghasilkan madu dan lilin (lebah)
Menyediakan sutera alam (ulat sutera)
Insekta yang makannya sampah membantu manusia dalam menghancurkan sampah (lalat)
Tidak sedikit juga serangga yang merugikan manusia. Kerugian itu disebabkan karena ada serangga yang :
Merusak hasil pertanian
Merusak kayu
Merusak pakaian
Merusak tanaman (kumbang kelapa)
Menularkan penyakit (lalat tse-tse, lalat kecoa, dan nyamuk)
Mengeluarkan bau (walang sangit dan kutu busuk)
Pada lebah ada tiga kelompok yaitu :
Ratu yang bertugas :
· Mengatur koloni
· Bertelur
· Hidupnya bertahun-tahun
Pekerja yang bertugas :
Membersihkan sarang
Memberi makan larva muda
Memberikan makan ratu, pejantan
Menyimpan makanan di sarang
Membangun sarang
Mencari makanan (nektar/pollen)
Mencari air dan propolis
Hidupnya kurang lebih 50 hari
Pejantan yang bertugas :
Mengawini ratu dan hidupnya berbulan-bulan

3.2 Pembahasan
Karakteristik serangga :
Tubuh bilateral simetris dan dapat dibedakan dengan jelas bagian kepala, dada dan perut. Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang antena, mulut, mata faset dan mata otelus. Antenanya berfungsi untuk alat indera pembau, mulut serangga dilengkapi alat-alat yang disesuaikan dengan fungsi untuk mengunyah seperti labrum (bibir atas), mandibula (rahang belakang), maksila (rahang depan) dilengkapi Palpus labium (bibir bawah) dan Hipofaring (bangunan lidah). Dadanya terdiri atas tiga segmen prothoraks dan methatoraks yang terdapat dua pasang sayap.
Alat-alat dalamnya seperti alat pencernaan, alat pernafasan, alat peredaran, alat ekskresi, dan alat-alat reproduksi telah berkembang
Alat peredaran darah berupa jantung dan peredaran darahnya terbuka
Alat pernafasannya berupa trakhea yang bercabang-cabang ke seluruh jaringan tubuh.
Alat reproduksi terpisah, pembuatannya internal, pada serangga yang hidup parasit umumnya tidak mematikan hospesnya.
Sistem saraf tangga tali (ganglion), sistem ekskresi dengan tubulus malphigi.
Tidak memiliki rangka luar dari zat tanduk (kitin).
metamorfosis serangga ada dua macam :
· Metamorfosis tidak sempurna
Telur à nimfa muda à nimfa tua à dewasa.
Metanorfosis sempurna
Telur à larva (ulat) à kepompong (pupa) à dewasa

Cacing dibagi kedalam tiga bagian :
1. Nemathelminthes
Ciri-cirinya : Tubuh Tubuhnya silindris, simetris bilateral dan tidak bersegmen.
Saluran pencernaan makanan seperti pipa lurus dari mulut sampai ke anus.
Heteroseksual tidak ada alat peredaran darah ataupun alat pernapasan

2. Plathyhelminthes
Tanda-tanda :
Tubuhnya pipih seperti pita, lunak, simetris bilateral, serta tidak punya saluran darah
Kebanyakan hidup parasit pada organisme lain
Saluran pencernaan makanan hanya satu muara, hewan ini tidak punya anus
Alat ekskresi berupa sel-sel api, yang mempunyai saluran-saluran yang saling berhubungan
Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat dalam satu individu
3. Annelida
Tanda-tanda :
Tubuhnya simetri bilateral, silindris dan bersegmen-segmen. Pada permukaan tubuh terdapat sederetan sekat-sekat.
Saluran pencernaan makanan dengan mulut di bagian muka dan anus di bagian belakang. Bagian-bagian alat pencernaan lengkap.
Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang berkembang dengan baik.
Mempunyai peredaran darah tertutup, dalam darah mengandung hemoglobin
bernapas dengan kulit atau insang.


Lebah memiliki karakteristik sebagai berikut :
Lebah memiliki bagian mulut yang berfungsi menghisap dan mengunyah.
Lebah mengalami metamorfosis yang sempurna.
Sumber bahan pakan berasal dari pollen (tepung sari) dan nektar (cairan manis di bunga) atau ekstrafloral (cairan manis pada bagian tanaman selain bunga).
Hidup berkoloni secara permanen, selain itu dikenal tiga kelompok lebah : Ratu, pekerja, dan pejantan.
Tubuh lebah ditutupi oleh rambut dengan barbae yang pendek sebagai tempat sementara menempelnya butiran pollen. Terdapat juga antena comb untuk memisahkan pollen. Pollen brush berfungsi untuk mengumpulkan pollen dari bagian tubuh depan, dan semua merupakan struktur dan fungsi lebah.
Sedangkan untuk sistem reproduksi yaiutu, setelah tujuh hari ratu muda dikawini pejantan. Pada musim nektar ratu menghasilkan 1000 ekor/hari. Setelah dua hari larva diberi makan royal jelly yang dihasilkan kelenjar pharynggeal dari pekerja muda.

Arthtropoda dibagi menjadi empat kelas yaitu :
· Kelas Insekta atau golongan serangga
· Kelas Crustacea atau golongan udang
· Kelas Arachnida atau golongan laba-laba.
· Kelas Myriapoda atau golongan kaki seribu.

Serangga dibagi kedalam sebelas ordo yaitu :
Ordo Lepidoptera (sayap bersisik) contoh : kupu-kupu dan ngengat.
Ordo Orthoptera (sayap lurus) contoh : lipas, jangkrik dan belalang.
Ordo Neurotera (sayap jala) contoh : undur-undur.
Ordo Archiptera (sayap asli) contoh : rayap, capung, dan laron.
Ordo Rhynchota (berbau busuk) contoh : walang sangit.
Ordo Hemiptera (sayap yang berlaput) contoh : kutu busuk.
Ordo Lepidoptera (tak bersayap) contoh : kutu buku.
Ordo Diptera (bersayap dua) contoh : lalat dan nyamuk.
Ordo Coeloptera (bersayap perisai) contoh : kumbang.
Ordo Hymenoptera (sayap selaput) contoh : lebah, semut, dan tawon.
Ordo Siphanoptera (bangsa kutu) contoh : kutu kucing.

Berdasarkan dari hasil penelitian, Arthtropoda dan Lumbricus terrestis memiliki banyak perbedaan-perbedaan berikut :
1. Berkelamin terpisah/Dioseus.
2. Umumnya tidak memiliki sekat internal.
3. Terjadi pemusatan organ pernapasan, ekskresi dan reproduksi.
4. Tidak ditemukan adanya silia/bulu getar.

BAB VI
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
Arthtropoda dan Lumbricus terrestis termasuk hewan tak bertulang belakang. Hewan tak bertulang dibagi menjadi tujuh phylum : Protozoa, Porifera, Coelenterata, Vermes, Arthtropoda, Mollusca, dan Echinodermata. Berdasarkan bentuk tubuhnya cacing dibagi menjadi tiga, yaitu : Plathyhelminthes, Nemathelminthes, dan Annelida. Berdasarkan hubungannya dengan manusia dan cacing ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan manusia. Jenis cacing yang menguntungkan manusia contohnya cacing polio, cacing wawo, dan cacing tanah. Jenis cacing yang merugikan contohnya cacing pita, cacing hati, cacing tambang, dan cacing perut.
Arthtropoda memiliki atas tiga bagian yaitu : kepala (caput), Dada (thorax), dan badan belakang (abdomen), kepala mempunyai mata, antena dan alat-alat mulut. Pada bagian dada terdiri atas tiga segmen, masing-masing mempunyai sepasang kaki hingga serangga mempunyai enam kaki ini disebut heksapoda. Badan belakang tidak mempunyai kaki, jumlah segmen berbeda, biasanya tidak lebih dari 11 segmen. Sebagian akhir segmen abdomen bermodifikasi sebagai alat kelamin, pernafasan dilakukan trachea yang berupa tabung udara, peredaran darah terbuka, darahnya tidak berwarna, pembiakan dengan telur (ovipar). Serangga dalam hidupnya mengalami metamorfosa. Susunan sarafnya berupa tangga tali bedanya dengan sistem saraf cacing yaitu susunan saraf serangga terdiri dari : Simpul saraf otak, simpul saraf kerongkongan, simpul saraf perut. Dengan demikian seolah-olah hanya ada satu benang saraf pada poros badannya. Sistem ekskresi pada serangga berupa tubulus malphigi.
Lumbricus terrestis sistem respirasinya melalui difusi pada permukaan kulit, sistem ekskresi oleh nefridium, sistem reproduksi hermaprodit, sistem pencernaan pada Lumbricus terrestis yaitu rongga mulut, pharynk, esofagus, tembolok, gizzard (lambung menebal), usus. Hidupnya parasit atau bebas.

1.2 Saran

1. Sosialisasi hewan-hewan yang sangat produktif sangat diperlukan oleh masyarakat kita, seperti hewan-hewan pada percobaan agar manfaat yang dapat diraih lebih maksimal yang mudah-mudahan dengan pemanfaatan hewan-hewan tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat.
2. Agar sasaran dan tujuan percobaan ini dapat dimengerti dan dipahami oleh praktikan lebih dalam sehingga bisa diaplikasikan dan dirasakan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Alat-alat dan bahan praktikum sebaiknya lebih lengkap dan diprioritaskan untuk perorangan yang dimaksud agar praktikan lebih paham dan mengerti agar memperoleh hasil yang terbaik.

Agroklimatologi

Pengertian embun

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, embun diartikan titik-titik air yang jatuh dari udara (pada malam hari). Secara umum, embun adalah nama yang diberikan untuk bintik-bintik air yang sering dijumpai menempel pada daun-daunan, dan rumput.

Proses terjadinya embun

Embun terbentuk ketika udara yang berada di dekat permukaan tanah menjadi dingin mendekati titik dimana udara tidak dapat lagi menahan semua uap air. Kelebihan uap air itu kemudian berubah menjadi embun di atas benda-benda di dekat tanah. Sepanjang hari benda-benda menyerap panas dari matahari. Sedangkan di malam hari benda-benda kehilangan panas tersebut melalui suatu proses yang disebut radiasi termal. Ketika benda-benda di dekat tanah menjadi dingin, suhu udara disekitarnya juga menjadi berkurang. Udara yang lebih dingin tidak dapat menahan uap air sebanyak udara yang lebih hangat. Jika suhu udara bertambah semakin dingin, maka akhirnya akan mencapai titik embun. Titik embun adalah suhu dimana udara masih sanggup menahan uap air sebanyak mungkin. Bila suhu udara semakin bertambah dingin, sebagian uap air akan mengembun di atas permukaan benda yang terdekat
Embun terbentuk dengan baik pada malam hari yang cerah dan tenang. Ketika angin bertiup, udara tidak cukup waktu untuk bersentuhan dengan benda-benda dingin, sehingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk menjadi dingin mendekati titik embun. Ketika langit berawan benda-benda menjadi dingin lebih lama karena awan memancarkan kembali panas ke bumi. Embun juga terbentuk dengan baik ketika kelembaban tinggi.
Embun menguap ketika matahari bersinar. Matahari memanaskan tanah dan kembali menghangatkan udara. Udara yang lebih hangat dapat menahan uap air lebih banyak, dan embun menguap ke dalam udara ini.

Pengertian Kabut

Pada dasarnya kabut (Fog) merepakan awan yang berada dipermukaan tanah yang mengandung jutaan butiran –butiran air yang sangat kecil Fog terdiri dari titik air,namun pada kondisi tertentu dapat disertai kristal es. Secara umum , fog didefinikan sebagai kondisi dimana visibility kurang dari 200 m dan kabut tebal (dense Fog) adalah kondisi visibility kurang dari 50 m. Dilaut definisi tersebut berbeda, Fog adalah kondisi dengan visibility kurang dari 1000 m dan dense fog adalh kondisi denagn visibility kurang dari 200 m.

Penyebab terjadinya petir

Awalnya awan mendung ,bergesekan satu sama lain akibat dorongan angin yang sangat kencang pada awan .kareana gesekan antar awan yang sangat keras maka hal in menyebabkan terjadinya panas pada awan secara berlebihan .panas yang berlebihan tersebut akan menyediakan elektron bebas yang sangat besar .Elektron elektron bebas tersebut memiliki tegngan yang sangat tinggi .pergerakan elektron elektron bebas tersebut akan menimbulkan petir yang memeiliki teganagan yang sangat tinggi .dan tegangan tersebut berbentuk impulse (PULSA)memiliki perioda yang sangat cepat( dalam kisaran µ sekondan memiliki kecepatan yang sebanding dengan kecepatan cahaya)
Petir yang memiliki teganagan sangat tinggi tersebut mamapu memebrekdownkan udara
(memebuat menjadi tembus listrik ) udara yang berada disekitarnya sampai ke bumi . proses breakdown udara tersebut menghasilkan dentuman yang sangat keras.dengan tegangan yang sangat besar ini juga , diperkirakan petir dapat menghancurkan pohon setinggi 20 m . petir merupakan suatu yang sangat diperhitungkan dalam sistem transmisi listrik karena dapat menghasilkan tegangan lebih pada kawat transmisi tegangan tinggi sehingga dapat merusak peralatan tegangan tinggi.serangan petir dapat melelui sambaran langsung maupun induksi.

Pengertian Guntur

Guntur adalah suatu bunyi menggemuruh yang biasnya terdengar pada saat hujan, bunyi terjadi karena adanya gerakan listrik di dalam awan yang menyebabkan terjadinya petir. Gerakan itu menekan dan menabrak udara disekitarnya sehingga menimbulkan bunyi. Udara yang terkena gerakan listrik lalu menabrak udara di dekatnya, dan begitu selanjutnya. Inilah yang menimbulkan bunyi menggemuruh.

Pengertian Guruh

Guruh atau geledek adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan gelombang kejut suara yang dihasilkan akibat terjadinya pemanasan dan pemuaian udara yang sangat cepat ketika dilewati oleh sambaran petir. Sambaran tersebut menyebabkan udara berubah menjadi plasma dan langsung meledak, menimbulkan munculnya suara yang bergemuruh.
Fenomena ini terjadi pada saat bersamaan dengan kilatan petir, tetapi suara gemuruhnya biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan terlihat. Hal ini terjadi karena cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam, bervariasi tergantung temperatur, kelembapan dan tekanan udara).

Pengaruh siklus alam terhadap pakan ternak

Telah lama diketahui bahwa usaha peningkatan produksi bahan makanan dunia selalu tidak dapat mengejar kecepatan pertumbuhan penduduk dunia. Hal ini antara lain karena kondisi tanah dan air sebagai sumberdaya alam pada umumnya sudah mengalami degradasi sedemikian rupa sehingga memerlukan usaha konservasi yang sungguh-sungguh.
Pengawetan tanah dan air, yang lebih tepatnya disebut konservasi tanah dan air adalah usaha – usaha untuk menjaga dan meningkatkanh produktivitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktivitas tanah menurun terutama karena erosi, maka kualitas air teutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar, sehingga jumlah air bersih semakin berkurang.
Kekhawatiran kita akan semakin beralasan dengan kedaan iklim yang tidak menentu, dimana sewaktu-waktu terjadinya kekeringan karena kemarau panjang dan sewaktu-waktu terjadi penggenangan air atau banjir akibat curah hujan yang tinggi. Selama belum dapat mengelola air dengan baik maka selama itu pula masalah-masalah kekeringan dan banjir akan selalu terulang yang dapat menurunkan tingkat produktivitas tanah dan kualitas air.
Penggunaan sisa-sisa tanaman sebagai mulsa penutup tanah seperti jerami padi dalam konservasi tanah dan air sudah sering dilakukan karena dapat mencegah terjadinya erosi dengan menghindarkan pengaruh-pengaruh langsung dari curah hujan terhadap tanah. Selain itu dapat meningkatkan kegiatan jasad hidup dalam tanah yang dapat menyebabkan terbentuknya pori-pori makro di dalam tanah.
Sisa-sisa tanaman penutup tanah akan menghambat kecepatan aliran permukaan (run off), oleh karena dapat mengurangi tekanan gesekan dan kapasitas pengaliran air dipermukaan tanah. Kandungan lumpur dalam aliran air dipermukaan tanah yang terdapat mulsa ternyata jauh lebih sedikit daripada aliran air di permukaan tanah yang diolah secara biasa tanpa mulsa.
Dalam setiap kegiatan penelitian terutama di negara berkembang, maka teknologi baru hendaknya dapat diterapkan sehingga alih teknologi didalam masyarakat dapat membawa perubahan pada kondisi sosial ekonominya. Agar usaha peternakan lebih menguntungkan, petani ternak harus dapat melakukan penekanan biaya makanan dengan tidak mengurangi nilai gizi dari pakan. Untuk itulah maka kesangsiang petani peternak dalam hal pemanfaatan bahan-bahan inkomvensional sebagai pakan ternak segera dihilangkan, mengingat harganya yang relatif murah, mudah diperoleh dan tidak bersaing dengan manusia.
Produktivitas ternak akan baik apabila diimbangi dengan faktor produksi seperti bibit unggul, pakan yang bermutu dan obat-obatan. Dari ketiga faktor tersebut disinyalir bahwa 70 % biaya produksi digunakan untuk pakan ternak. Oleh karena itu dalam mengelolah usaha petrnakan, hendaknya mempertimbangkan faktor pakan dengan saksama.
Salah satu faktor yang menetukan suksesnya suatu usaha peternakan ialah pemberian pakan ternak. Pemberian pakan ternak yang sesuai serasi baik kualitas dankuantitasnya akan sangat penting artinya bagi ternak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi genetisnya.
Pada umumnya peternak kita masih memelihara ternaknya secara ekstensif tradisional dengan sumber pakannya atau hijauan hanya diharapkan dari rumput lapangan yang tumbuh di pinggir jalan, sungai, pematang sawah dan tegalan yang mana produksi rumput ini sangat tergantung pada musim, tidak tetap sepanjang tahun. Pada musim hujan produksinya berlimpah sedang musim kemarau relatif sedikit. Kurangnya pakan ternak sering membawa dampak terhadap kelangsungan kehidupan ternak. Musnahnya sumberdaya ternak ini sebenarnya merupakan akibat dari kelalaian petani ternak yang kurang memanfaatkan potensi alam yang dimiliknya. Sebagai negara agraris, kekurangan hijauan pakan ternak adalah hal yang mustahil bila saja petani kita dapat memanfaatkan limbah pertaniannya sebagai sumber pakan ternak. Banyak bahan makanan yang merupakan hasil limbah baik itu limbah pertanian maupun limbah industri, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengganti  yang dapat memenuhi nilai gizi ransum yang setara atau lebih tinggi, relatif murah, mudah mendapatkannya serta penggunaannya sebagai bahan pakan ternak tidak bersaing dengan manusia, salah satu diantaranya adalah penggunaan jerami padi yang banyak terdapat disekitar persawahan setelah padi dipanen oleh petani dan dibuang begitu saja sebagai limbah hasil pertaniaanya.

Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain. Mikrobiologi diperlukan dalam bidang farmasi, kedokteran, higiene, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
Istilah yang dipakai pada anti mikroorganisme
Bakteriostatik : Kemampuan menghambat perkembangbiakan bakteri temporer. Jadi pada saat zat ini tidak ada, bakteri dapat berkembangbiak kembali
Bakterisidal : Kemampuan untuk mematikan bakteri secara permanen. Jadi meskipun zat ini telah hilang, bakteri tetap tidak dapat berkembangbiak kembali
Disinfektan : Bahan - bahan kimia yang digunakan untuk mematikan mikroorganisme patogen yang ada pada benda mati.
Steril : Bebas dari kehidupan mikroorganisme patogen.
Septik : Adanya bakteri patogen di dalam jaringan hidup.
Mekanisme kerja dari zat anti mikroorganisme
1. Perusakan DNA
2. Denaturasi protein
3. Gangguan pada gugus Sulfhidirl
4. Antagonisme kimiawi
5. perusakan pada dinding sel bakteri

Faktor - faktor yang mempengaruhi resistensi mikroorganisme terhadap Zat - zat Antimikroorganisme
1. Unsur - unsur Fisik, yang meliputi :
1. Panas
2. Penyinaran oleh sinar uv
3. pendinginan pada suhu yang standar
2. Unsur - unsur kimia, yang meliputi :
1. Alkohol
2. Ion logam berat
3. Detergen
4. Oksidator

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani (micros: kecil, bios: hidup, dan logos: pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisma, mikrobia,mikroba, jasad renik atau protista.
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, anatara lain mengkaji tentang
1. karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan
2. karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu hidup bebas, khususnya bakteri.
3. keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul macam-macam mikroorganisme.
4. keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
5. peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi
6. bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.
Mikroorganisma tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotic maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan, humifikasi dan mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat lemas (N) dari udara bebas sehungga dapat menyuburkan tanah.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan Cuma itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi.
Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kedokteran/medis, mikrobiologi lingkungan dan lain-lain. Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir perkembangan nikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan serta mungkin dampak dari mikroorganime di dalam kehidupan.
Mikrobiologi dalam kehidupan telah diterapkan di banyak sekali sektor kehidupan, yang paling mashur adalah di bidang pangan; pembuatan tempe, bir, tape, keju dan lain-lain, di bidang kedokteran; telah banyak dihasilkan berbagai jenis serum dan antibiotika dari mikrobia, di bidang lingkungan mikroba telah menjadi bahasan penting, dan banyak lagi di bidang-bidang lainnya.
Cakupan mikrobiologi dalam kehidupan sangatlah luas, dikarenakan hampir semua sektor kehidupan melibatkan mikrobia di dalamnya, seperti yang telah dijelaskan di atas.

KATAK HIJAU

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan ini tak lepas dari interaksi antar makhluk hidup. Seperti halnya katak, yang memiliki peranan dan dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan, objek penelitian, dan banyak lagi.
Sebelumnya telah kita pelajari dalam tutorial praktikum biologi bahwa pengelompokkan hewan secara garis besar terbagi mejadi dua. Kita telah mengenal hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrate (bertulang belakang).
Pada praktikum ini kita akan mengenal karakteristik, anatomi, dan fisiologi dari katak. Katak termasuk kedalam kelompok vertebrate. Katak sendiri dikelompokkan kedalam kelas amphibia dan dikelompokkan lagi menjadi 3 subkelas yaitu : Stegocephala, Caudate, dan Salienta ( Anura ). Nama latinnya Rana cancrivora. Secara garis besar bentuk daripada katak yaitu badan yang ditutupi kulit yang basah dan lembab, warna tubuh hijau, warna varian lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-warna tadi. Kulitnya dilapisi mucous atau lendir. Jantung ( cor ) terdiri dari 3 ruangan yaitu : 2 atrium (serambi) dan 1 ventrikel (bilik). Respirasinya dengan paru-paru dan kulit. Fertilisasi secara internal dan eksternal. Temperatur tubuhnya menyesuaikan dengan lingkungan.
Di Indonesia sendiri katak ini mempunyai nama khas sendiri berdasar bentuk, warna dan wilayah penyebarannya seperti Bancet, Domas, Cakung dan lain sebagainya.
Seiring perkembangan zaman dan pemikiran serta pengalaman, Terkumpullah menjadi sebuah ilmu yang mempelajari tentang katak. Baik itu dari cara hidupnya, sampai bagaimana cara bisa mengambil memanfaatkannya untuk kepentingan manusia dan lingkungan.
Untuk itu, kami sangat tertarik untuk mengetahui cara hidup katak untuk manambah ilmu pengetahuan kami. Selain itu juga kami ingin mengetahui manfaatnya bagi manusia dan lingkungan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari prakikum dan pembuatan makalah ini, yakni :
Menyebutkan karakteristik Rana cancrivora
Menentukan apparatus digestivus (saluran pencernaan) Rana cancrivora
Menentukan apparatus respiratorius (saluran pernapasan) Rana cancrivora
Menentukan apparatus urogenitalis Rana cancrivora
Menunjukkan sistem sirkulasi Rana cancrivora
Mengetahui cara membedah tubuh Rana cancrivora

1.3 Alat dan Bahan

a. Alat
- pinset
- gunting
- bak preparat
- pisau
- plastik

b. Bahan
- Satu ekor katak hijau

1.4 Cara Kerja

Adapun cara dalam mebedah tubuh ikan mas yaitu :
lakukan pembiusan dengan menggunakan eter atau kloroform
Posisi diterlentangkan pada punggungnya
Jepit kulit bagian perut oleh pinset
Gunting kulit perut katak membujur dari ujung posterior ke arah anterior, lalu gunting kulit perut katak ke arah lateral tubuh katak
Sayat dengan hati-hati untuk memisahkan kulit daging dengan jeroan agar tidak ada jeroan yang rusak
Amati organ-organ dalam seperti salutan pencernaan, sistem respirasi, dan saluran urogenital
Gambar dan beri keterangan masing-masing sistem


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi

Phylum : Chordata
Sub-Phylum : Vertebrata
Classis : Amphibia
Sub-Classis : Salienta (Anura)
Ordo : Diplasiocoela
Familia : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana cancrivora


2.2 Morfologi Katak Hijau (Rana cancrivora)
Katak termasuk kedalam kelompok vertebrate. Katak sendiri dikelompokkan kedalam kelas amphibia dan dikelompokkan lagi menjadi 3 subkelas yaitu : Stegocephala, Caudate, dan Salienta ( Anura ). Nama latinnya Rana cancrivora.
Secara garis besar bentuk daripada katak yaitu badan yang ditutupi kulit yang basah, lembab dan terdapat kelenjar-kelenjar, warna tubuh hijau, warna varian lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-warna tadi. Kulitnya dilapisi mucous atau lendir.
Pada dasarnya tubuh katak dibagi menjadi tiga bagian, yakni kepala (caput), badan ( truncus), dan anggota gerak (extremitas). Pada bagian caput terdapat celah mulut (rima oris) yang dibangun oleh maxilla dan mandibula. Lubang hidung luar (nares externa) yang berjumlah sepasang dan menembus sampai ke rongga mulut. Mata (organon visus) yang besar. Pada mata terdapat selaput mata khas pada katak, yakni membrana nictitans. Seain itu juga terdapat pupil, iris dan sepasang kelopak mata pada masing-masing mata (atas dan bawah).
Pada bagian truncus ­katak, ditutupi kulit yang selalu basah, halus, berlendir, dan terdapat kelenjar-kelenjar seperti kelenjar yang menghasilkan pigmen warna kulit katak dan kelenjar yang menghasilkan mucous. Daerah truncus yang dilapisi kulit, memiliki tekstur kulit yang berlipat-lipat yang terbentuk dari penebalan kulit. Ada lipatan yang menjulur sepanjang punggung yang disebut juga plicae dermales dorsolateralis dan ada juga lipatan kulit yang tidak teratur di bagian-bagian samping-punggung katak ­yang disebut juga plicae dermales longitudinale. Anus/lubang pengeluaran sisa pencernaan dan peneluaran zat-zat eksresi, terdapat pada ujung posterior tubuh.
Pada bagian extremitas terdiri dari anggota gerak depan (e. Anterior) dan anggota gerak belakang (e. Posterior). Anggota gerak depan berjumlah sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni lengan atas “brachium” (disokong oleh os humerus), lengan bawah “antebrachium” (disokong oleh os radio-ulna), dan telapak “manus” ( disokong oleh os carpus dan os metacarpus). Pada bagian extremitas anterior memiliki 4 buah jari-jari (digiti) tidak ditemukan selaput renang (membrana digiti). Anggota gerak belakang juga berjumlah sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni paha “femur” (disokong oleh os femur), kaki bawah-betis “crus” (disokong oleh os tibia-fibula), dan telapak kaki “pes” (disokong oleh os tarsus dan os metatarsus). Pada bagian extremitas posterior memiliki 5 buah jari-jari (digiti) dan memiliki selaput renang (membrana digiti).



2.3 Sistem Pencernaan Rana cancrivora
Saluran pencernaan katak terdiri atas mulut (oris), pharynx, kerongkongan (oesofagus), lambung (ventrikulus), usus (intestinum), dan cloaca. Rongga mulut (cavum oris) dibentuk oleh rahang atas (maxilla) dan rahang bawah (mandibula) yang terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati, kandung empedu, dan pancreas.
Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-langit dan berbentuk huruf V disebut gigi vormer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Selain itu juga, terdapat gigi-gigi halus yang tersusun dipinggir maxilla, yakni dentes maxillaris. Lidah pada katak bercabang dua (lingua bifida), berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada serangga ituakan melekat pada lidah yang berlendir. Sesudah masuk mulut, makanan ditelan melewati kerongkongan menuju lambung. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus. Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sini sari-sari makanan diserap. Selanjutnya sisa makanan didorong keluar menuju kloaka.








Gambar sistem pencernaan katak
2.4 Sistem Peredaran Darah Rana cancrivora
Sistem peredaran darah pada katak (Rana cancrivora) termasuk sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Jantung katak terbagi menjadi tiga ruangan, yakni serambi kiri dan kanan serta satu bilik.
Darah dari seluruh tubuh yang telah banyak mengambil CO2 dari jaringan mengalir ke sinus venosus dan kemudian masuk ke serambi kanan. Dari serambi kanan, darah mengambil ke bilik, kemudian darah dipompa ke luar melalui arteri pulmonalis. Selanjutnya darah mengalir melalui : arteri pulmonalis à paru-paru (terjadi difusi O2) à vena pulmonalis à serambi kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah kecil. Kemudian darah masuk ke bilik dan mengalir melalui : bilik à konus arteriosus à aorta ventralis à seluruh tubuh.
Di dalam bilik jantung, darah kotor (banyak kandungan CO2) dari serambi kanan bercampur dengan darah bersih (kaya O2) dari serambi kiri. Hali ini akan mempengaruhi efisiensi suplai oksigen.
Dengan demikian, peredaran darah katak merupakan peredaran darah ganda, yaitu pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian ke jantung lagi, dan kedua darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh lagi.





Gambar jantung katak
2.3 Sist. Respirasi Rana cancrivora
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.

2.4 Sist. Urogenital Rana cancrivora
Katak mempunyai urogenitalia atau alat kelamin yang terdapat pada jantan dan betina diantaranya :
Organa genitalia masculina (alat kelamin pada jantan)
Testis : sepasang, letaknya berdekatan dan ventral dari ren, alat penggantungnya disebut mesorchium. Spermatozoa yang dihasilkan testis ini dialirkan melalui beberapa saluran kecil yaitu vasa efferentia, yang kemudian dibagian anterior dari ren berhubungan dengan tubuli urinferi, terus mengalir ke bawah dan bersatu dengan ureter.
Ductus urospermaticus
Vesicula seminalis
Corpus adiposum (badan lemak) : sepasang, masing-masing terdapat pada bagian anterior testis atau ovarium (terdapat pada jantan dan betina), warna putih-kuning, merupakan persediaan kalori pada musim kawin (Breeding season) atau pada waktu hibernation (tidur musim dingin).
Organa genitalia femina (organ kelamin betina), terdiri dari :
Ovarium : sepasang, penghasil ova, ventral dari ren dan alat penggantungnya disebut mesovarium. Ova yang masak dilepaskan kedalam coelom, kemudian masuk kedalam.
Oviduct : saluran telur, sepasang, kiri-kanan dari ren, berbelit-belit dan mempunyai bagian-bagian.
Ostium : ujung dari oviduct, disebelah kiri dan kanan dari oesophagus.
Infundibulum
Uterus : bagian oviduct yang membesar, posterior dari oviduct.
Corpus adiposum (badan lemak) : seperti pada hewan jantan.









BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Morfologi katak

Tubuh katak terdiri dari caput (kepala), truncus (badan), extremitas (anggota badan). Pada caput (kepala) terdiri dari maxilla (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah), nares anteriorus (nares externa) lubang hidung luar sepasang dan menembus ke cavum oris (rongga mulut), organon visus (mata) : bentuknya besar dan mempunyai palpebra superior (kelopak mata atas), palpebra inferior (kelopak mata atas). Membrana nictitans (selaput mata), pupil mempunyai bentuk seperti belah ketupat, irisnya berwarna keemas-emasan, membrana tympani ( gendang telinga) ,dan anulus tympanicus.
Pada bagian truncus (badan) terdiri dari dermal (kulit), daerah truncus memiliki plicae dermales dorsolaterales yaitu lipatan yang terbentuk oleh penebalan kulit, anus (lubang pengeluaran). Pada bagian extremitas terdiri dari anggota gerak depan (e. Anterior) dan anggota gerak belakang (e. Posterior). Pada bagian anterior terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah), manus (telapak). Sedangkan pada bagian posterior terdiri dari femur (paha), crus (betis), pes (telapak kaki).











3.4 Sistem Urogenital
Tractus urogenitalia terdiri dari 2 yaitu Organa uropoetica dan Organa genitalia. Organa uropoetica yaitu alat-alat eksresi, diantaranya ren (ginjal), ureter (saluran kencing), vesica urinaria (kandung kencing). Lalu organa genitalia yaitu alat kelamin terdiri dari organa genitalia masculina (jantan) dan organa genitalia femina (betina). Pada organa genitalia masculina terdiri dari sepasang testis, ductus urospermaticus, vesicula seminalis, dan sepasang corpus adiposum (badan lemak). Lalu pada organa genitalia femina terdiri atas sepasang ovarium, oviduct (saluran telur), ostium, infundibulum, uterus, corpus adiposum (badan lemak).
Gambar sistem uragenital











3.5 Cara Membedah Tubuh Katak

Katak dibius dengan menggunakan eter atau chloroform, kemudian diterlentangkan pada punggungnya.
Di bagian medial, kulitnya digunting mulai dari ujung posterior sampai ke ujung anterior, dan juga ke arah lateral menuju anggota tubuh. Pada saat membuka kulit, perhatikan bahwa kulit tidak seluruhnya menempel pada musculi (otot daging) di bagian bawahnya, melainkan pada beberapa tempat saja, sehingga membentuk ruangan-ruangan diantara kulit dan otot daging yang di sebut kantong limpa. Lalu otot daging dibuka pula, dengan menggunting (menyayat) di bagan kiri dan kanan linea alba (digaris medial) mulai dari ujung posterior sampai ke batas caput (kepala).
Pada watu menyayat harus hati-hati, sebab tepat dibawah linea alba terdapat vena abdominalis. Juga ke arah lateral menuju anggota badan, musculi disayat.
Pelajari bagian-bagian skelet. Pada section dimulai pelajari dan amati antara lain m. Sternoradialis, m. Submandibularis, m. Pectolaris, m. Deltoidalis, m. Rectus abdominis, m. obliquus abdominis externus, m. obliquus abdominis internus, linea alba, vasa cutanea.
Amati organ – organ dalam seperti saluran pencernaan (digestivus) dan alat-alat reproduksinya.

























BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa tubuh Rana cancrivora terdiri atas tiga bagian yaitu : Kepala (Caput), Dada (thorax) dan anggota gerak (extremitas) Kepala terdiri atas mata (organon sus), rongga mulut (cavumoris), cekung hidung (Fovea nasalis) dan tutup insang (Apparatus operculare). Bagian Trunchus (Badan) Terdapat : sisik (Squama) dengan tipe cycloid, sirip (pinnae) yang terdiri atas sirip dada (pinnae torakhalis), sirip dubur (Pinnae analis), Sirip perut (p.Abdominalis), sirip ekor (p.caudalis) dan sirip punggung (pinn dorsalis). Selain itu juga terdapat gurat sisi (linea lateralis) yang membujur di sepanjang kedua sisi tubuh sampai ekor. Ekor hanya terdapat sirip belakang saja.
Ikan mas memiliki insang sebagai alat pernafasan. Jantung ikan terdiri dua ruang (satu atrium dan satu ventrikel). Ikan berkembang biak secara ovipar atau bertelur. Fertilisasi ikan terjadi secara eksternal yakni pembuahan yang terjadi diluar tubuh ikan yaitu di dalam air.
Sebelum membedah tubuh ikan, harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Kulit ikan dibersihkan agar lumpur atau kerikil hilang
Posisi ikan dihadapkan ke arah kiri
Bersihkan sisik ikan, agar dapat dilihat susunan otot ( Myomer ).
Sectio mulai dari belakana anus ( jangan memotong anus atau papilla urogenitalis ), kemudian ke dorsal ( atas ) dan ke depan sampai ke apparatuss opercularis kemudian ke bawah dan selanjutnya ke belakang atau sampai cranial atau depan anus.
Tulang rusuk dipotong, agar dapat melihat organ-organ bagian dalam.
Lakukan pemisahan masing-masing system secara hati-hati agar jaringan organ tidak rusak.
Secara umum, banyak jenis ikan yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi bahan pangan. Selain itu, ikan dapat pula dimanfaatkan untuk bahan penelitian, kesenangan, dan rekreasi.
Sebagai bahan pangan, ikan merupakan salah satu sumber protein hewani, dibidanglain, memancing ikan merupakan salah satu jenis olahraga atau rekreasi yang digemari dan memelihara ikan dalam aquarium atau kolam termasuk hobi yang dapat memberi hiburan bagi manusia.

4.2 Saran
Sosialisasi hewan-hewan yang sangat produktif sangat diperlukan oleh masyarakat kita, seperti hewan pada percobaan ini yakni, katak. Kurangnya pengetahuan mengenai pemanfaatan dari Rana cancrivora manyebabkan masyarakat kurang memahami betapa penting dan banyaknya manfaat dari katak bagi masyarakat.
Agar sasaran dan tujuan percobaan ini dapat dimengerti dan dipahami oleh praktikan lebih dalam sehingga bisa diaplikasikan dan dirasakan manfaatnya dalam kehidupan masyarakat.
Waktu yang diperlukan untuk mengamati objek terlalu sedikit, seharusnya diperpanjang agar hasil pengamatan yang kita peroleh lebih baik.
Alat-alat dan bahan pendukung pratikum sebaiknya lebih lengkap dan diproritaskan untuk perorangan yang dimaksud agar lebih paham dan lebih dimengerti oleh pratikan, untuk mendapat hasil yang diperoleh lebih baik.













BAB V
DAFTAR PUSTAKA




Sujadi, Bogod.2004. Biology of Science. Trunobio : Bogor.


Campbell, N.A, J.B. Reece, and L.G Michael. 2000. Concept and Connection. 3rd ed. Addison Wesley Longman Inc. 809p

F. Lytle,Charles.1976.General Zoology. Mc. Graw Hill : London.

Pukul 18.00, Minggu, 19 Oktober 2008. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=frog&action=redlink=1